Sebelum saya mengungkapkan renungan dari cerita ini, saya akan mencantumkan cerita tersebut supaya orang lain selain mahasiswa 02PGT bisa membacanya dengan jelas hehe kan bisa berbagi cerita..
Kisah Perangkap Tikus
Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikur memperhatikan dengan seksama sambil menggumam “hmmm…makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??”
Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak ” Ada Perangkap Tikus di rumah….di rumah sekarang ada perangkap tikus….”
Ia mendatangi ayam dan berteriak ” ada perangkat tikus” Sang Ayam berkata ” Tuan Tikus…, Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku”
Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak. Sang Kambing pun berkata ” Aku turut ber simpati…tapi tidak ada yang bisa aku lakukan”
Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. ” Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali” Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sang ular berkata, ” Ahhh…Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku”
Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.
Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri tidak sempat diselamatkan.
Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam.Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. (kita semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam) Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya.
Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya. Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia. Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.
Dari kejauhan, Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi..
-tamat-
Setelah merenungi cerita ini saya menyimpulkan bahwa kita wajib peduli kepada keadaan orang lain di sekitar kita. saya mengatakan begitu karena secara tidak langsung,segala kejadian yg terjadi di sekitar kita pasti akan berkaitan dengan hidup kita. sebagaimana dalam cerita di atas,perangkap tikus yang tidak ada sangkut pautnya dengan sapi,kambing,ular,ayam pun dapat membawa dampak besar bagi kehidupan mereka.. peristiwa itu bukan merupakan masalah bagi mereka tetapi bagi tikus,itu merupakan masalah yang sangat besar karena menyangkut nyawanya. seharusnya mereka tidak boleh bersikap acuh tak acuh kepada tikus yang sedang kebingungan membutuhkan solusi.. begitu juga dalam kehidupan,kita harus peduli terhadap sesama..janganlah menjadi orang yang egois yang hanya mementingkan kenyamanan diri sendiri tanpa memperhatikan bagaimana keadaan yang dialami oleh orang di sekitar kita. keegoisan tersebut justru sewaktu2 akan memberikan dampak buruk bagi kita,percayalah itu!
Apapun jenis masalahnya,jika ada seseorang yang membutuhkan bantuan maka kita semampu mungkin membantu mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah mereka,apapun bentuk bantuan itu…karena sadar atau tidak sadar,suatu saat kita pasti akan membutuhkan bantuan orang tersebut. dan segala bantuan yang kita telah lakukan itu pasti akan di balas oleh Allah SWT,sekecil apapun itu!
wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu